Bersama Pak Edi S. Mulyanta
Tak terasa malam ini sudah
pembelajaran ke 16, dikiiiiiit lagi selesai yeeeaaa dung tak dung dung dung
dung, setelah pertemuan ke 20 ga ada resume lagi, ga ada tugas lagi, tapi tetep
menulis dong di blog atau media lain, kalau ga menulis yaaaah rugi sendirilah,
dah dapat ilmu banyak di grup belajar menulis, niiih teman. Untuk penulis
pemula seperti saya memang membutuhkan waktu yang enak untuk menulis, padahal
hanya membuat resume hanya meringkas, tapi saya tuuuh ga bisa dipaksa, kalo
memang belum gatel nih tangan untuk ngetik resume yah belum ngetik. Akhirnya malam
ini sudah ga tahan nih jari untu membuat resume pembelajaran, okeeey kita mulai
ya teman resumenya.
Nara sumber malam ini adalah
Pak Edi dari penerbit Andi. Salah satu penyokong kami dalam belajar menulis dan
untuk menerbitkan buku. Ternyata penerbit juga mengalami lockdown, sama halnya
dengan bidang usaha ekonomi lainnya. Penerbitan adalah dunia bisnis yang
tentunya pasti ada idealisme, yang dicari adalah keuntungan, penjualan buku
adalah untuk bisnis penerbitan. Sementara outlet bisnis penerbitan buku adalah
toko buku yang merupakan soko guru dari bisnis ini, maka wajar jika
ketergantungan ini sudah menjadi ekosistem yang khas. Kondisi saat ini telah
meluluhlantakkan semua bisnis, termasuk penerbitan yang terdampak cukup
signifikan. Bahkan narsum menceritakan saat Presiden mengumumkan adanya corona
di Indonesia, menjadikan semua lini kegiatan berhenti, laju bisnis yang berawal
laju dengan gigi 5, mendadak harus ngerem dan mengganti ke gigi paling rendah
yaitu 1, bahkan terkadang memarkirkan bisnis sementara waktu, sambil melihat
kondisi. Yaaaaah betul Pak Edi, dari yang biasanya saya berangkat kerja pukul
05.30 lalu pulang pukul 15.00 WIB, ini tiba-tiba sejak tanggal 25 Maret, tidak
keluar sama sekali, tidak melihat matahari, pandangan mata terbatas tembok dan
tembok lagi, kita terkungkung yaaah terkungkung keadaan, yang pasti ada hikmah
besar dibalik semua ini. Masih menurut narsum,bahkwa dengan berlakuknya PSBB toko
buku andalan seperti gramedia harus memarkirkan bisnisnya disisi pit stop,
artinya terhenti sama sekali, omzet akhirnya terjun bebas berkisar 80-90%
penurunannya, omzet saya juga menurun pak, sama kita hehehehe.
Dengan tutupnya outlet, maka
penerbit pun ikut terimbas hingga harus mereposisi bisnis kembali, hingga
penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di toko
bunga, ciaaaah kayak judul lagu cintaku bersemi kembali hahahahaaa.
Saat yang ditunggu pun
akhirnya datang, yaaah akhirnya secercah sinar muncul, setelah beberapa daerah
telah memetakan pandemi dengan baik, akhirnya mencoba untuk berani bergerak. Saat
gramedia di bulan Juni Juli telah membuka gerainya hingga 80% di seluruh
Indonesia, maka bergeraklah semangat penerbit untuk memulai new normal.
Akhirnya penerbit pun mengambil kesempatan untuk mengisi pasar kembali, dengan
memetakan buku-buku yang dapat dikembangkan dengan kondisi saat ini.
Dengar berbekal pengalaman,
penerbit pun mengidentifikasi tema-tema yang update terutama mengenai virus
corona, diberikan pada penulis-penulis yang sudah ada database penerbit. Sehingga
penerbit pun dengan cepat mendapatkan bahan-bahan buku yang berkaitan dengan
virus. Yang menjadi tantangan adalah kesiapan penulis itu sendiri karena bahan
atau sumber rujukan yang masih belum tersedia dengan mudah.
Untuk buku pendidikan itu
sendiri, tetap dipertahankan produksinya karena pendidikan mempunyai pasar
tersendiri dan sangat stabil. Sementara untuk penulis sendiri seperti saya
ciaaaaaah, menghayal bolehlah ya pak hehehhee, lanjut ke materi ya teman,
penulis harus selalu siap dimana ada peluang yang tidak mungkin diperkirakan
sebelumnya. Penulis yang siap menerima hal ini, adalah penulis yang selalu
berlatih mengeluarkan bahasa lisan ke bahasa tulisan yang dapat dibaca oleh
pembacanya, dengan terstruktur, tidak ada distorsi makna, dan lain sebagainya.
Naaah dalam wadah WAG yang
dikelola Om Jay inilah merupakan latihan yang sangat luar biasa, selain untuk
menyiapkan keahlian kita dalam mengungkapkan yang ada dalam pikiran kita ke
dalam tulisan. Semuanya memang perlu latihan dan kemauan, menulis perlu latihan
dan latihan perlu pengulangan, hingga kita akan semakin lihai dalam mengolah
dan merangkai kata. Bahkan bakat bisa dibilang hanya 1% dan sisanya adalah
kerja keras, tekun dan berlatih menulis. Blog merupakan jalur latihan dalam
memulai menulis, karena di dalam blog tidak ada penolakan, seperti halnya
penerbit.
Untuk penulis itu sendiri,
harus bisa melihat sisi ekonomi dalam tulisan yang kita ajukan pada penerbit. Diantaranya
dengan membiasakan melihat tema-tema yang diterbitkan penerbit, lihat juga
buku-buku best sellernya yang biasa terpampang di toko buku. Bahkan dari
pengalaman penerbit yang telah merencanakan buku best seller, pada akhirnya
berakhir dengan mengecewakan. Bahkan berawal dari kisah penerbitan buku laskar
pelangi, yang diawal penerbitan sangat mengecewakan, tapi dapat meledak karena
word of mouth alias dari mulut ke mulut, dari satu komunitas ke komunitas lain,
hingga muhammadiyah mengadakan muktamar dan terjadilah ledakan viral,
menjadikan buku tersebut best seller.
Komunitas seperti WAG
belajar menulis gelombang 12 inilah wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Bisa
jadi ini dapat menjadi angin segar menumbuhkan penulis-penulis baru,yang tidak
mewek jika terjadi penolakan penerbit, tetap berkarya hingga menghasilkan
tulisan, dengan karakter sendiri. Betuuul sekali Pak Edi, dengan komunitas ini
semua hal yang berkaitan dengan menulis, terbantukan disini, adanya saling berbagi,
serta hadirnya nara sumber, menambah lengkapnya menu menulis kita sebagai penulis
pemula.
Akhirnya selesai juga resume
pembelajaran ke 16 ini, terima kasih banyak Pak Edi atas berbagi kisah kasih
sebagai penerbit, saya sebagai orang awam menjadi tahu, bagaimana suatu tulisan
layak terbit atau pun tidak. Sekalipun itu bukan tujuan saya menjadi best
seller dalam sebuah buku, saya tetap akan menulis walau tidak ditebitkan, tapi
kalau terbit waaooouuuulah.
Lockdown membawa luka buat semuanya
BalasHapusKeren banget tulisanya..tampilannya pun oke.. Mantap bu 😊👍
BalasHapusSSSiiiiippp BU Fina..
BalasHapusSemangat utk menghasilkan karya yg keren
BalasHapusSebuah bukuuuuuu.....
Biar lambat asal selamat, tetap joss blog nya
BalasHapusTetap semangat pak
BalasHapushttps://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/pandemi-dan-dunia-penerbitan.html
Wah maaf bu, typo
HapusYa, Bu. Jangan pernah berhenti menulis selagi masih diberi kemudahan oleh Allah.
BalasHapusSemangat bu
BalasHapusSiip resumenya simple ,,,,semoga bisa istiqomah menulisnya meski kadang terlamabat resume sama dengan saya,,,,hehehe
BalasHapusSemangat....terus berkarya
BalasHapusSip kereen .
BalasHapusKereeeen bangett... semangat selalu bu
BalasHapusKeren Bu resumenya singkat dan jelas
BalasHapusBagus tulisannya
BalasHapuskeren..
BalasHapus